Dharma Pusa |
Resume Sejarah Munculnya Sosiologi
1. Latar belakang kemunculan sosiologi
Manusia lahir kedunia tidaklah sendirian. Sudah menjadi kodrat kehidupan
manusia didunia untuk selalu bersama dengan yang lain.
Relasi manusia satu sama lain pada mulanya memang sederhana, yaitu antara
laki-laki dan perempuan kedua insane ini kem
udian menghasilkan keturunan.
Relasi social yang mulanya sederhana menjadi kompleks dan rumit karena
disebabkan oleh berbagai kebutuhan baik
individu maupun kelompok.
Kalangan ilmuwan social menilai bahwasanya ilmu sosiologi lahir dari suatu
kekacauan disaat itu. Tepatnya diwilayah barat disebutkan sebuah kondisi
transisi kearah masyarakat baru yang merupakan titik pertemuan antara tiga buah
revolusi : revolusi politik (prancis) revolusi industri (inggris) dan revolusi
intelektual (dunia Barat)
2. Pengertian sosiologi
Beberapa definisi tentang penegriatan
sosiologi menurut para tokoh:
-
Auguste Comte (1798-1857) bapak
pendiri sosiologi. Secara etimologis, sosiologi berasal dari dua kata latin yaitu,
socius
artinya teman logos artinya ilmu pengetahuan, jadi sosiologi adalah ilmu
pengetahuan tentang cara berteman, berkawan, bersahabat atau cara bergaul yang
baik dalam masyarakat.
-
Alvin Betrand “ sosiologi adalah
studi tentang hubungan antar manusia (human
relationship)
-
Mayor Polak “ sosiologi adalah
sesuatu ilmu pengetahuan yang mempelajari masyarakat sebagai keseluruhan, yakni
hubungan antara manusia dangan manusia, manusia dengan kelompok, kelomopok
dengan kelmpok, baik formal maupun material baik statis maupun dinamis.
-
Selo Soemardjan dan Soelaiman
Soemardi “ sosiologi atau ilmu masyarakat adalah ilmu yang mempelajari struktur
social dan proses social, termasuk perubahan-perubahan social”.
-
Max Weber mengemukakan bahwa
sosiologi mempelajari tindakan-tindakan social.
3. Perkembangan Ilmu Sosiologi
Auguste Comte adalah orang pertama memakai istilah sosiologi. Ia
membedakan antar ruang lingkup dan isi sosiologi dari ruang lingkup dan isi
ilmu pengetahuan
Tahap pertama : Dinamakan tahap “ teologis atau fiktif “ yaitu suatu tahap
ketika manusia menafsirkan gejala-gejala disekelilingnya secara teologis yaitu
dengan kekuatan-kekuatan yang dikendalikan oleh ruh ( Tuhan yang maha kuasa)
Tahap kedua : yang merupakan perkembangan dari tahap pertama adalah tahap
metafisik. Pada tahap ini manusia menganggap bahwa didalam setiap gejala
terdapat kekuatan-kekuatan atau inti yang pada akhirnya akan dapat diungkapkan.
Tahap ketiga : pada tahap ini manusia masih terikat oleh cita-cita tanpa
verifikasi karena adanya kepercayaan bahwa setiap cita-cita terikat oleh pada
suatu realita tertantu dan tidak ada usaha untuk menemukan hukum-hukum alam
yang seragam.
4. Objek Kajian Sosiologi
Ary Gumawan
dalam bukunya menjabarkan objek kajian sosiologi sbb:
-
Struktur-struktur social adalah
jalinan dari seluruh unsure-unsur social
-
Unsure-unsur social, yang pokok
adalah norma social/kaidah social, lembaga social, kelompok social dan lapisan
social.
-
Proses social adalah pengaruh
timbale balik antara pelbagai segi kehidupan bersama
-
Perubahan social adalah segala perubahan
yang terjadi pada lembaga-lembaga social dalam masyarakat yang mempengaruhi system
social, seperti nilai, sikap dan sebagainya.
5. Metode-metode Sosiologi
-
Metode kualitatif, metode ini
mengutamakan cara kerja dengan mendeskripsikan hasil penelitian berdasarkan
penilaian-penilaian data yang diperoleh. Metode ini dipakai apabila hasil data
penelitian tidak diukur dengan angka.
-
Metode kuantitatif. Metode ini
mengutamakan keterangan berdasarkan angka-angka atau gejala-gejala yang diukur
dengan skala, indeks, table, atau uji statistic.
-
Metode historis. Metode ini
merupakan metode yang mempergunakan analisis atas peristiwa masa lampau yang
kemudian dirumuskan menjadi prinsip-prinsip umum.
-
Metode komparattif. Metode ini
merupakan metode perbandingan antara perbandingan macam masyarakat serta segala
bidangnya untuk memperoleh persamaaan-persamaan, perbedaan dan sebab-sebabnya.
-
Metode study kasus. Metode ini
bertujuan mempelajari sedalam-dalamnya salah satu gejala nyata dalam kehidupan
masyarakat. Metode ini bias digunakan untuk menelaah suatu keadaan kelompok
masyarakat setempat dan kelompok umum.
-
Mettode deduktif. Metode ini adalah
suatu proses berfikir yang bermula dari pernyataan umum ke pernyataan khusus.
-
Metode induktif. Metode ini adalan
suatu proses berfikiryang bermula dari pengamatan terhadap kejadia khusus yang
kemudian ditarik kesimpulan secara umum. Contoh untuk mengetahui perilaku
masyarakat terasing dalam mempertahankan hidupnya.
-
Metode Empiris. Metode ini adalah
metode yang menyadarkan diri pada keadaan-keadaan yang dengan nyata didapat
dalam masyarakat.
-
Metode rasional. Mengutamakan
pemikiran dengan logika dan pemikiran sehat untuk mencapai pengertian tentang
masalah-masalah kemasyarakatan.
-
Metode fungsionalis. Bertujuan
meneliti kegunaan lembaga-lembaga kemasyarakatan dan struktur social dalam
masyarakat.
6. Sifat-sifat ilmu sosiologi
-
Sosiologi bersifat empiris artinya
ilmu sosiologi bersifat empiris (pengamatan) terhadap kenyataan dan akal sehat
hasilnya tidak spekulatif.
-
Sosiologi bersifat teoritis. Artinya
ilmu pengetahuan tersebut selalu berusaha menyusun abtraksi dari hasil
observasi.
-
Sosiologi bersifst kumulatif.
Artinya teori-teori sosiologi dibentuk atas dasar teori-teori yang telah ada
dalam arti memperbaiki, memperluas, serta memperhalus teori-teori lama.
-
Sosiologi bersifat nenotik. Artinga
dalam sosiologi dalam sosiologi yang dipersoalkan bukan baik dan buruknya fakta
tertentu melainkan tujuanya untuk menjelaskan secara analitis.
Langkah-langkah dalam kajian sosiologi menurut ( Maryati) adalah sbb:
-
Mengidentifikasi masalah
-
Merumuskan masalah dan menentukan
ruang lingkup penelitian
-
Memilih metode pengumpulan data
-
Mengumpulkan data
-
Menafsirkan data
-
Menarik kesimpulan
Dalam perkembanganya, kemudian sosiologi mencakup berbagai bidang garapan
yang melebar, yaitu sbb:
-
Sosiologi hukum
-
Sosiologi pertanian
-
Sosiologi pendidikan
-
Sosiologi industry
-
Sosiologi ekonomi
-
Sosiologi kesehatan
-
Sosiologi politik
-
Sosiologi budaya
-
Sosiologi militer
-
Sosiologi pedesaan dan perkotaan
7. Perkembangan Sosiologi Di Indonesia
Kajian
sosiologi bisa dikatakan sudah dimulai sejak Sri Paku Buwono IV dari Surakarta
( Solo ) dalam karya berjudul “ Wulangreh
“ . selain itu, Ki Hajar Dewantara tokoh dan bapak pendidikan nasional
Indonesia juga memberikan konsepsinya dan sumbanganya atas perkembangan
sosiologi di Indonesia terutama berkaitan dengan kosep kepemimpinan, pendidikan
serta kekeluargaan di Indonesia dengan semboyannya yang terkenal, yaitu “ tut
wuri handayani, ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa “. Buku kajian
sosiologi juga muncul dari karya para sarjana asal Belanda yang menjadikan
masyarakat Indonesia sebagai objek penelitian sosiologinya. Misalnya saja, Snouck
Hourgronje, Van Vonhollen, dan Ter
Harr yang mempergunakan unsur sosiologinya dan dikupas secara ilmiah,
tetapi kerangkanya masih mensosiologis dan bukan sebagai ilmu pengetahuan yang
berdiri sendiri.
Sesudah
proklamasi kemerdekaan seorang sarjana Indonesia, Soenaryo Kolopaking untuk
pertama kalinya memberikan kuliah sosiologi pada tahun 1948 diakademi ilmu
politik di Yogyakarta ( sekarang telah menjadi Fakultas Ilmu Sosiologi dan ilmu
politik universitas Gajah Mada ). Beliu memberikan kuliah dalam bahasa
Indonesia yang merupakan sesuatu yang baru karna kuliah-kuliah sebelumnya masih
menggunakanbahasa Belanda. Pada tahun 1950. Mulai semakin banyak orang
Indonesia yang mempelajari sosiologi secara khusus sebagai ilmu pengetahua
sehingga tidak hanya sosiologi semakin berkembang di Indonesia, tapi sekaligus
membawa perubahan dalam sifat sosiologi di Indonesia. Selain itu Hasan Shabily juga
membuat bahan sosiologi modern, disusul kemudian Mayor Polak dengan bukunya
Sosiologi Suatu Pengantar Ringkas , Solo Sumarjan dan Soelaiman Soemardi
bukunya yang berjudul Setangkai Bunga Sosiologi (1964). Buku tersebut merupakan
himpunan berbagai cuplikan dari buku-buku texb dibuat riteratur kedook
sosiologi dalam bahasa inggris dan dibuat riteratur kedalam bahasa Indonesia,
dan dijadikan pengantar wajib mata kuliah pengantar sosiologi pada perguruan
tinggi di Indonesia maka bermunculan buku-buku sosiologi sehingga menghiasi
kependidikan Indonesia.
8. Masyarkat dan Individu Dalam kaca mata sosiologi
Apa yang
menjadi inti pembahasan persoalan kajian sosiologi adalah berkaitan dengan
individu, masyarakat dan hubungan diantaranya. Untuk itu kita perlu mengerti
secara rinci mengenai hal tersebut:
Ø Masyrakat, menurt Petter L. Begger adalah keselurhan kompleks hubungan
manusia yasng luas sifatnya. Keselurhan itu terdiri dari bagian-bagian yang
membentuk suatu kesatuan. Misalnya hubungan orang tua dengan anak: hubungan antara murid, guru dan kepala
sekolah, dan hubungan antra bawahan dan atasan, yang secara keseluruhan hubungan
yang luaas itu disebut masyarakat.
Ø Individu, konsep individu yang dimaksud disini adalah konsep sosiologi,
artinya hal ini berbeda dengan konsep social yang digunakan dalam kehidupan
sehari-hari dan konsep indvidu dqalam ilmu lainnya. Individu dalam konsep
social yang digunakan dalam kehidupan seharri-hari menuju pada seorang
individu. Dalam konsep sosiologis, individu yanag menunjuk pada subjek yang
melakukan sesuatu, memiliki fikiran mempunyai kehendak memiliki kebebasan,
memberi arti pada sesuatu, serta mampu menilai tindakan dan hasil tindakannya.
Intinya invidu merupakan subjek yang bertindak, actor.
Ø Hubungan individu dan masyarakat. Sosiologi merupakan ilmu yang
mem\pelajari proses atau interaksi antar sesama individu serta antar individu
dan masyarakat. Hal ini hampir sama dengan ilmu antqropologi mengamati
interaksi masyarakat pedalaman (Hubungan kekerabatan dan cara bagaimkana kerja
untuk mendapatkan makanan), sedangkan antropologi mengjkaji hasil dari
interaksi tersebut, seperti hasil hubungan kekerabatan masyarakat pedalaman didasarkan
pada garis keturunan ayah. (Orang Batak) pengertian hubungan disini bererti
bahwa kedua kenyataan, yaitu subjektif dan objektif saling menentkan, yang satu
tidak ada tanpa yang lain.
9. Kebudayaan dan kpribadian.
Didalam usahanya, manusia
menjalin hidup pribadi dan bersosial. Mereka kemudian menciptakan tradisi,
budaya, maupun adat istiadat. Dalam bersosial manusia berusaha mempertahankan
identitas kepribadiannya. Pendidikan ikut berperan serta dalam mengelola budaya
dan mengambangkan kepribadian manusia secra utuh dan baik.
belajarlah menghargai diri anda, agar anda berharga bagi orang lain
BalasHapusseseorang berharga itu bukan untuk dirinya semata, tapi untuk dirinya dan untuk halayak orang bayak
BalasHapus